Nah, setelah sekian abad, Olimpiade di era modern mengadopsi sejarah tersebut menjadi nomor atletik baru yang disebut dengan Marathon. Pada Olimpiade era modern pertama di tahun 1896, jaraknya sekitar 40km, dari Marathon menuju Athena. Namun jarak ini bisa berubah-ubah di Olimpiade berikutnya karena banyaknya rute antara Marathon-Athena.
Beberapa pelari asal Amerika Serikat yang berpartisipasi dalam nomor marathon di Olimpiade 1986 membawa “oleh-oleh” lomba Marathon ini ke negara asalnya. Dan mulai tahun 1897 mereka selalu menyelenggarakan lomba lari Boston Marathon setiap tahunnya hingga saat ini. Tak heran kalau Boston Marathon menjadi lomba marathon paling bergengsi.
Jarak resmi yang disepakati oleh Komite Olimpiade Internasional (International Olympic Committee, IOC) pada tahun 1907 adalah 25 miles (40 km) untuk Olimpiade 1908 di London. Namun saat pemetaan rute, penyelenggara memutuskan untuk menggunakan rute berjarak 26 miles (dari Windsor Castle menuju White City Stadium), ditambah lagi 1 putaran lapangan (586 yards 2 feet) agar garis finish tepat berada di depan tribun di mana Raja Inggris duduk menonton. Yang pada saat lomba berubah lagi menjadi kurang dari 1 putaran lapangan, 385 yards.
26 miles 385 yards = 42 km 195 meter.Hingga akhirnya pada Mei 1921, International Amateur Athletic Federation (IAAF) menetapkan 42,195 km sebagai jarak resmi lomba Marathon yang masih digunakan sebagai acuan hingga saat ini. Jarak tersebut juga masih diberikan toleransi tambahan maksimal 42 meter (0,1%) sebagai antisipasi kesalahan pengukuran (1 meter tambahan per 1 km).
Awalnya, nomor atletik Marathon ini hanya diperlombakan untuk kaum pria. Nomor ini baru dibuka secara resmi untuk atlet wanita pada Olimpiade 1984 di Los Angeles, Amerika Serikat.
Tidak seperti lapangan atletik yang dengan mudah dibuat seragam karena kelilingnya hanya 400 meter, tentunya tidak mungkin membuat jalur (track) khusus berjarak 42,195 km hanya untuk lomba lari. Sehingga, biasanya lomba marathon menggunakan jalur yang sudah ada, misalnya jalan raya di dalam kota. Oleh karena itu, walaupun jarak setiap marathon (bersertifikasi IAAF) itu sama-sama 42,195 km, tentunya rutenya akan berbeda di satu kota dengan kota lain. Selain rute, kondisi kontur, ketinggian, elevasi, dan bahkan iklim tentunya unik di setiap daerah. Jadi, jangan heran kalau banyak pelari yang suka berlomba di luar kota, atau bahkan luar negeri untuk mendapatkan pengalaman berlari yang berbeda.
Rekor dunia untuk Marathon berkisar di angka 2 jam (pria 2:03:38, wanita 2:15:25). Tentunya oleh atlet elit/profesional. Sementara untuk pelari amatir tentunya lebih lama lagi. Pelari marathon “pemula” biasanya menuntaskan dalam waktu 4 hingga 7 jam. Bukan waktu yang sebentar. Sehingga tak sedikit pula resiko kesehatan dalam menamatkan sebuah lomba marathon jika tanpa persiapan yang matang.
Nah, jangan keliru lagi untuk menyebut semua lomba lari jarak jauh sebagai marathon. Misalnya 5K dan 10K yang hanya 5 km dan 10 km tentunya belum bisa disebut sebagai marathon. Kecuali 21K yang berjarak setengah dari marathon, 21 km, sehingga disebut sebagai half-marathon. Sementara untuk yang berjarak penuh 42,195 km juga biasa disebut sebagai full-marathon.
Sumber : http://dunialari.com/sejarah-lari-marathon/
No comments:
Post a Comment